Laporan
Praktikum
PEMBENIHAN
IKAN MOLLY (POECILIA.SP)
OLEH
:
KELOMPOK
4

JURUSAN
BIDIDAYA PERAIRAN
KOORDINATORAT
KELAUTAN DAN PRIKANAN
UNIVERSITAS
SYIAH KUALA
DARUSSALAM,
BANDA ACEH
2013
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kepada
Allah SWT, karena Allahlah yang telah memudahkan kami dalam menyelesaikan
laporan pratikum “PEMBENIHAN & TINGKAH LAKU IKAN”, kemudian selawat
beriringkan salam kepangkuan alam Nabi besar Muhammad SAW. yang telah membawa
umat manusia dari alam kebodohan kepada alam yang berilmu pengetahuan.
Akhirnya kami mengucapkan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada dosen yang membimbing kami dalam proses
belajar pada mata kuliah Praktek pembenihan dan tingkah laku ikan serta para
asistenya yang telah membimbing dalam pratikum. Tujuan tugas ini yaitu agar
kami dapat berperan aktif dalam proses belajar mengajar.
Semoga
laporan ini dapat bermanfaat bagi siapapun yang membacanya baik disaat diskusi
maupun diluar diskusi dan bisa di gunakan dalam kehidupan sehari-hari khususnya
untuk belajar.
Darussalam, 27 April 2014
Kelompok 4
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR
i
DAFTAR
ISI
ii
BAB
I PENDAHULUAN
1
1.1
Latar Belakang
1
1.2
Tujuan
1
1.3
Manfaat
2
BAB
II TINJAUAN PUSTAKA 3
BAB
III METODELOGI 4
3.1 Waktu dan Tempat 4
3.2 Alat dan bahan 4
3.3 Prosedur kerja 4
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil 6
4.2 Pembahasan 6
BAB
V PENUTUP 12
5.1 Kesimpulan 12
5.2 Saran 12
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Ikan hias cukup dikenal oleh masyarakat sebagai hiasan
aquarium. Perkembangan ikan hias di Indonesia mengalami kemajuan yang terus
meningkat, terutama ikan hias air tawar asli Indonesia. Ikan Molly (Poecilia sphenops) adalah salah satu komoditi ikan
hias air tawar di Indonesia. Ikan Molly termasuk dalam jenis ikan “live
brearer” (melahirkan). Ikan ini bersifat omnivore. Ukuran tubuhnya relatif
cukup besar, maksimal sekitar 12 cm. Hingga kini sudah banyak varietas yang beredar
di pasaran dengan warna dan bentuk tubuh yang beragam akibat persilangan dan
mutasi. Molly balon, misalnya, yang bertubuh seperti bola akan tampak sangat
bagus seperti maskoki mini bila ukurannya sudah besar.
Akuakultur merupakan
usaha produksi biota akuatik di dalam lingkungan terkontrol untuk tujuan
komersial. Akuakultur dikelompokkan ke dalam 2 (dua) bagian besar, yaitu
pembenihan dan pembesaran. Produk utama dari pembenihan yaitu benih siap
tebar untuk kegiatan pembesaran. Sedangkan kegiatan pembesaran menghasilkan
biomassa ikan yang siap konsumsi. Dalam kegiatan pembenihan terdapat beberapa
rangkaian kegiatan, salah satunya yaitu pemijahan ikan. Pembenihan merupakan
faktor penentu sehingga tidak kesulitan dalam penyediaan benih. Pembenihan ikan
air tawar baik ikan konsumsi maupun ikan hias memberikan peluang usaha yang
sangat potensial dikarenakan telah merambah ke pasar ekspor.
1.2
Tujuan
Ø Mengetahui teknik pembenihan ikan hias air tawar seperti ikan molly
Ø Untuk dapat mengetahui secara langsung kegiatan
pembenihan ikan molly
Ø Untuk
dapat mengenal bentuk dan fungsi wadah, bahan dan peralatan yang digunakan
dalam kegiatan pembenihan ikan molly
Ø Mahasiswa dapat membedakan induk jantan dan betina
yang matang gonad.
1.3
Manfaat
Manfaat praktikum ini adalah
untuk menambah wawasan mahasiswa secara langsung mengenai teknik pembenihan
ikan Molly serta dapat diaplikasikan secara langsung dalam prakteknya ke depan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Sistem reproduksi ikan jantan
terdiri atas sepasang testis, saluran reproduksi jantan, kelenjar seks asesoris
(pada mamlia) dan organ kopulatoris (pada hewan-hewan dengan fertilisasi
internal). Sistem reproduksi ikan betina terdiri atas sepasang ovarium dan saluran
reproduksi. Pada mamlia yang dilengkapi organ kelamin luar (vulva)
dan kelenjar susu (Tenzer, 2003).
Reproduksi vertebrata
pada umumnya sama, tetapi karena tempat hidup, perkembangan anatomi, dan cara
hidup yang berbeda menyebabkan adanya perbedaan pada proses fertilisasi.
Misalnya hewan akuatik pada umumnya melakukan fertilisasi di luar tubuh
(fertilisasi eksterna), sedangkan hewan darat melakukan fertilisasi di dalam
tubuh (fertilisasi internal) (Pratiwi,1996).
Pada
mayoritas ikan, jantan dan betina merupakan individu yang terpisah, untuk
kemudian mereka harus bertemu atau bersama-sama pada masa kawin (reproduksi).
Reproduksi seksual pada ikan dibedakan menjadi dua macam, yaitu reproduksi
secara internal dan reproduksi secara eksternal. Pada reproduksi seksual secara
internal, sperma individu jantan membuahi sel telur di dalam tubuh individu
betina. Sedangkan pada reproduksi secara eksternal. sperma dilepaskan ke
perairan bersamaan atau setelah betina melepaskan atau menempatkan
telur-telurnya (hutomo,et.al.,
2001).
Klasifikasi ikan Molly menurut Lingga dan Susanto (1997)
adalah sebagai berikut :
Kingdom :
Animalia
Phylum :
Chordata
Classis :
Pisces
Sub Classis :
Teleostei
Ordo :
Cyprinodontaidei
Sub Ordo :
Poecilioidei
Familia :
Poecillidae
Genus :
Poecilia
Species :
Poecilia
sphenops
BAB
III
METODELOGI
3.1 Waktu dan Tempat
Adapun waktu dan tempat
pelaksanaan praktikum pembenihan ikan Molly di akuarium ialah pada hari Kamis
22 maret 2014 sampai selesai, di Laboratorium terpadu Fakultas Kelautan dan
Prikanan, Universitas Syiah Kuala.
3.2 Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang digunakan pada saat
praktikum adalah sebagai berikut :
No
|
Alat dan Bahan
|
Jumlah
|
1.
|
Akuarium
|
2 buah
|
2.
|
Toples
|
1 buah
|
3.
|
Perlengkapan aerator
|
1 buah
|
4.
|
Selang siphon
|
1 buah
|
5.
|
Alat tulis
|
selengkapnya
|
6.
|
Ikan sampel (jantan
dan betina)
|
8 ekor
|
7.
|
Buku catatan
|
1 buah
|
8.
|
Pakan (alami dan
buatan)
|
Secukupnya
|
9.
|
Tumbuhan air
|
Secukupnya
|
3.3
Prosedur kerja
1. Persiapan wadah
Ø Dibersihkan wadah pemijahan dari
kotoran yang melekat pada dinding aquarium.
Ø Didiamkan hingga kering
Ø Dimasukkan media air tawar pada akuarium
(wadah pemijahan ikan molly) setinggi 10-15 cm
Ø Diberi aerasi.
2.
Seleksi
Induk
Ø Dicari induk
ikan molly yang telah matang gonad atau yang siap memijah dengan mengurut pada
bagian perutnya, jika yang keluar telur (betina) dan jika keluar sperma
(jantan).
Ø Diperhatikan
kondisi tubuhnya yakni tidak cacat dan gerakannya lincah (sehat).
3. Persiapan pemijahan
Ø Disiapkan induk ikan molly yang
telah matang gonad masing-masing 1-2
pasang induk (jantan dan betina)
Ø Dimasukkan ke dalam wadah pemijahan
yang telah di siapkan dengan perbandingan jantan dan
betina sebanyak 3:1.
Ø Diberi pakan berupa pellet dan
jentik nyamuk
Ø Deberi aerator
sebagai penyetok oksigen dalam akuarium.
Ø Ditunggu
ikan hingga berlangsungnya pemijahan.
BAB
IV
HASIL
DAN PEMBAHASAN
4.1
Hasil
Hasil yang diperoleh dari praktikum kami adalah
sebagai berikut:
No.
|
Tanggal
|
Jumlah menetas
|
Jumlah larva
|
1.
|
28 maret 2014
|
12 ekor
|
11 ekor
|
2.
|
29 maret 2014
|
23 ekor
|
23 ekor
|
3.
|
1 april 2014
|
27 ekor
|
20 ekor
|
4.2 Pembahasan
4.2.1 Habitat
Di habitat aslinya,
molly menghendaki suhu perairan 25 - 28°C dengan pH 8 dan kekerasan sekitar
14-20°dH. Namun, karena sudah lama dipelihara di daerah dengan pH netral
(sekitar 7) maka saat ini tampaknya pembudidayaan di daerah ber-pH netral pun
sudah tidak ada masalah. Hanya saja jenis ikan ini kurang toleransinya terhadap
perubahan atau goncangan suhu yang tinggi.
Ikan Molly sesungguhnya
adalah ikan air tawar, tetapi juga sering dijumpai pada perairan payau untuk
mencari makan. Biasanya para pehobis menambahkan satu sendok garam laut untuk
satu galon air dalam akuarium untuk mengoptimalkan kesehatan ikan ini. Ikan
molly akan lebih senang jika akuarium ditambahkan tanaman air dalam jumlah
banyak, sebagai tempat bersembunyi bagi anak-anak ikan dan pakan alami dari
lumut-lumut yang tumbuh pada dedaunannya. Di alam liar, ikan molly adalah
omnivora dan akan memakan segala jenis makanan ikan yang diberikan dalam
akuarium, tetapi makanan utama ikan ini adalah lumut-lumutan sehingga pemberian
makanan ikan berbahan dasar daging (protein).
4.2.2 Reproduksi ikan
Ovarium
pada ikan terdiri dari banyak telur. Setiap jenis ikan memiliki ukuran telur
berbeda, ada yang besar dan ada yang kecil. Ukuran telur akan menentukan jumlah
telur yang dimiliki oleh seekor induk. Ukuran telur ikan banyak ditentukan oleh
ukuran kuning telurnya. Makin besar kuning telur makin besar pula peluangnya
untuk bertahan hidup.
Testis
adalah organ reproduksi jantan yang terdapat berpasangan dan terletak di bawah
tulang belakang. Testis ikan berbentuk seperti kantong dengan lipatan-lipatan,
serta dilapisi dengan suatu lapisan sel spermatogenik (spermatosit). Sepasang
testis pada jantan tersebut akan mulai membesar pada saat musim memijah dan
saat terjadi perkawinan, dan sperma jantan bergerak melalui vas deferens menuju
celah/ lubang urogenital.
Ikan yang melakukan pembuahan diluar disebut ikan jenis ovipar. Ikan
jenis ovipar ini mengeluarkan telur dari dalam tubuhnya untuk dibuahi oleh “si
jantan”. Proses pembuahan sel telur (oosit) oleh sel sperma berlangsung diluar
tubuh ikan dimana sperma memasuki sel telur melalui sebuah lubang yang disebut
dengan mikrofil. Umumnya hanya satu sperma yang dapat masuk ke dalam sebuah sel
telur. Oosit yang telah dibuahi oleh sel sperma disebut zigot.
Sebaliknya ikan yang melakukan pembuahan didalam disebut ikan jenis
ovovivipar. Ikan jenis ini berkembang biak dengan cara melahirkan. Pembuahan
terjadi di dalam tubuh ikan betina (internal fertilization). Embrio berkembang
di dalam induk betina, kemudian melahirkan anak yang sudah berwujud mirip
dengan induknya. Ikan yang berbiak secara ovovivipar adalah ikan dari famili
Poecilidae, seperti platy, guppy, dan molly. Kelangsungan hidup anakan memang
baik, tetapi jumlah anakan yang dihasilkan setiap kelahiran tidak dapat banyak
karena daya dukung induk terbatas. Proses kawinnya ikan molly didahului dengan
pematangan sel – sel telur pada betina dan sel – sel sperma dalam testis pada
ikan jantan. Selanjutnya proses kawin atau spawning pada ikan ini berlangsung
secara alamiah (natural), artinya ikan itu mencari pasangan masing-masing.
4.2.3
Teknik pemijahan
Menurut Effendi (2004), Kegiatan pembenihan meliputi
pemeliharaan induk, pemijahan induk, pemeliharaan larva dan benih.
Ø Pemeliharaan
induk
Pemeliharaan induk bertujuan untuk menumbuhkan dan
mematangkan gonad (sel telur dan sperma). Penumbuhan dan pematangan ikan dapat dipacu melalui
pendekatan lingkungan, pakan serta hormonal. Pada pendekatan lingkungan media
hidup dibuat seoptimal mungkin sehingga nafsu makan biota budidaya tinggi
didalam wadah pemeliharaan. Pakan yang diberikan pada induk memiliki kualitas
yang baik terutama kandungan asam amino (protein, asam lemak, karbohidrat,
mineral dan jumlah dan rasio yang sesuai).
Ø Pemijahan
induk
Pemijahan induk adalah proses pembuahan telur oleh
sperma. Induk yang telah matang gonad berarti telah siap melakukan pemijahan.
Proses pemijahan dapat berlangsung secara alami dan buatan, sehingga
masing-masing disebut pemijahan alami dan pemijahan buatan. Dalam pemijahan
alami, telur dibuahi oleh sperma didalam air setelah dikeluarkan oleh induk betina,
proses ini biasanya didahului oleh aktifitas percumbuan oleh kedua induk
tersebut. Pada pemijahan buatan, pembuahan telur oleh sperma dilakukan oleh
bantuan manusia. Telur dipaksa keluar dari tubuh induk betina. Pemijahan dapat
berlangsung setelah melalui proses perangsangan. Perangsangan pemijahan dapat dilakukan dengan mengatur
lingkungan dan pemberian hormon.
Ø Pemeliharaan
larva dan benih
Pemeliharaan larva merupakan kegiatan yang paling
menentukan keberhasilan suatu pembenihan, hal ini disebabkan sifat larva yang
merupakan paling kritis dalam siklus hidup biota budidaya, sehingga
pemeliharaan larva merupakan kegiatan yang paling sulit. Pemeliharaan larva dan
benih meliputi persiapan wadah, penebaran larva, pemberian pakan dan
pengelolaan air.
4.2.4
Tahap pemberian makanan
Pada umumnya pemberian makanan pada anakan yang
berumur kurang dari 5 hari bisa dihilangkan, karena anakan yang berumur kurang
dari 5 hari tersebut masih mempunyai cadangan makanan yang dihasilkan oleh
kuning telur yang melindunginya. jadi mulai umur 5-10 hari anakan baru mulai
diberi makanan berupa: roteria, infusaria, kuning telur mentah. Setelah
tahap kedua terlewati dengan lancar, masuklah ke dalam tahap ke 3 dimana anakan
berumur 10-17 hari, anakan diberi makanan berupa: Kutu air yang disaring. Dan
tahap terakhir bagi anakan yang berumur lebih dari 17 hari, diberi makanan
berupa Kutu air, Cuk, Cacing sutra.
Diagram Pemberian makanan anakan:
- Hari 0-5 -----------> Tidak perlu diberi makanan
- Hari 5-10 -----------> Diberi Infusaria, Roteria, daphnia, Kuning telor rebus
- Hari 10-17 -----------> Diberi kutu air yang telah disaring
- Hari >17 -----------> Diberi kutu air, cuk, cacing sutra
- Hari 0-5 -----------> Tidak perlu diberi makanan
- Hari 5-10 -----------> Diberi Infusaria, Roteria, daphnia, Kuning telor rebus
- Hari 10-17 -----------> Diberi kutu air yang telah disaring
- Hari >17 -----------> Diberi kutu air, cuk, cacing sutra
Pakan untuk ikan
hias yang diberikan biasanya adalah
pakan alami dan pakan buatan. Jenis pakan alami yang biasa diberikan yaitu
infusoria, kutu air, jentik nyamuk, cacing sutera, artemia, serangga, kodok,
ikan hidup/mati. Sedangkan pakan buatan adalah pakan yang bahan dasarnya juga
berasal dari pakan alami. Pakan buatan umumnya berbentuk pellet yang kadar
proteinnya dapat diatur sesuai kebutuhan pertumbuhan ikan.
4.2.5 Kelangsungan hidup
Ø Anak-anak ikan yang baru
lahir belum membutuhkan makanan, karena masih mengandung kuning telur (yolk egg). Setelah 4-5 hari anak ikan baru
dapat diberi makanan berupa kutu air yang sudah disaring, atau kuning telur
yang telah direbus dan dihancurkan.
Ø Setelah mencapai ukuran
medium (2-3 cm) dapat diberikan makanan cacing, kemudian setelah mencapai
ukuran dewasa (5-7 cm) dapat diberi makanan cuk.
Ø Disamping makanan alami
dapat pula diberi makanan tambahan berupa cacing kering, agar-agar dll.
Ø Pemberian makanan sebaiknya 2 kali sehari,
hendaknya jangan berlebihan, karena dapat menyebabkan pembusukan yang dapat
meerusak kualitas air.
Ø Air dalam bak atau aquarium
jangan sampai kotor/keruh, karena dapat menyebabkan kematian anak ikan. Kotoran
dapat dibersihkan setiap 2-3 hari sekali dengan cara disiphon, air yang
terbuang pada waktu penyiphonan sebanyak 10-20% dapat diganti dengan air yang
baru.
4.2.6 Pertumbuhan
Ikan Molly termasuk
ikan yang cukup mudah dipelihara dan tidak memerlukan properti yang
bermacam-macam. Cukup dipelihara di akuarium, ember plastik,bak semen atau media
lainnya. Untuk memelihara ikan ini tidak perlu perawatan yang intensif karena
ikan ini memiliki kekebalan tubuh yang tinggi. Ikan Molly tidak mudah terserang
penyakit dan mempunyai daya tahan tubuh yang cukup baik dalam beradaptasi
dengan lingkungannya.
Saat
praktikum Ikan jantan pertumbuhannya agak lambat, pada umur yang sama ukurannya
hanya mencapai setengah ikan betina. Meskipun demikian, pertumbuhan
sirip-siripnya lebih panjang dan lebar dari betina. Ikan jantan berbadan
ramping dengan sirip lebih panjang. Penampilannya menarik, gerakannya lincah
dan gesit, serta memiliki alat kelamin yang disebut gonopodium. Sebaliknya,
ikan betina berbadan gemuk, sirip normal, alat kelamin hanya berupa lubang dan
di belakang sirip perut berupa sirip halus.
4.2.7
Penyakit ikan
Adapun penyakit yang dapat menyerang ikan Molly adalah:
1. White spot
Penyakit ini sering disebut juga penyakit ich yang
disebabkan oleh ichtyopthirius multifilis.
Parasit ini menyerang ikan pada bagian sirip punggung dan sisiknya. Ikan yang
terserang parasit ini terdapat bintik bintik putih pada bagian sisik dan
siripnya. Gejalanya adalah banyak mengeluarkan lendir dan sering terdapat pada
permukaan air. Penanggulangannya dengan cara perendaman dalam NaCl 25% selama 10-15
menit,formalin 25 mg/L ditambah malachite green 0,2 mg selama 24 jam, atau
dapat juga dengan mahkota dewa dengan dosis 50 iris/direbus dengan 3 gelas air
(600 cc) sampai tersisa 1 gelas. Dimasukkan ramuan kedalam akuarium setiap kali
air diganti.
2. Gyrodactilus sp
Gyrodactilus merupakan protozoa yang menyerang ikan molly
pada bagian kulitnya. Ikan ini akan menggerogoti kulit hingga terluka dan
mengeluarkan darah. Gejalanya nafsu makan berkurang, banyak lendir pada bagian
kulit luar. Penanggulangannya dengan cara perendaman dalam formalin 2,5 ml
dalam 10 menit, diberikan ekstrak daun sirih, 20 lembar daun sirih direbus
dalam 3 gelas air hingga dapat 1 gelas air, dinginkan lalu dimasukkan dalam
akuarium.
3. Saprolegnia
Saprolegnia merupakan jamur yang tumbuh di tubuh ikan molly.
Gejalanya adalah ikan akan menggesekkan tubuhnya pada benda yang ada disekitar,
terlihat tumpukan benang-benang halus jamur yang terdapat pada badan ikan yang
sudah terluka. Penanggulangannya dengan cara perendaman dalam larutan malachite
green 1:200.000 ml selama 1 ,5 jam.
4. Lernea sp
Lernea merupakan sejenis cacing yang menyerang pada bagian
kulit dan daging ikan. Pada tubuh ikan akan terlihat benang yang menancap
seperti panah. Penanggulangannya dengan cara perendaman dalam NaCl 20% selama 15
menit KMnO4 20 ppm selama 120 menit.
5. Argulus
Argulus ini merupakan kutu ikan. Kutu ini akan menghisap
darah ikan dan menggunakan ikan sebagai induk dari telur-telurnya. Gejalanya
terjadi pendarahan pada bekas gigitan, pada kulit dan insang terdapat kutu yang
menempel kuat. Penanggulangannya dengan cara perendaman garam dapur sebanyak
10-15 kg/m3 atau 10-15 g/L.
4.2.8 Gaya renang
Ikan Molly memiliki daya renang yang
sederhana. Suka berenang bergerombol. Pada saat praktikum ikan ini lebih suka
bermain di akar kiambang.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari
praktikum yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa kegiatan pembenihan
ikan molly berhasil dilakukan karena dicirikan dengan lahirnya larva-larva ikan
tersebut.
5.2
Saran
Ketelitian dan
pengetahuan dari setiap praktikan sangat dibutuhkanm,agar praktikum pebenihan
dapat berjalan dengan lancar dan dapat mengurangi tingkat kematian induk maupun
larva ikan .
DAFTAR PUSTAKA
Effendi. 2004. Kumpulan
Ikan Hias Air Tawar. Jakarta . Penebar Swadaya.
Hutomo. 2001. Zoologi. Jakarta. Erlangga.
Lingga, P dan Susanto, H. 1995. Ikan Hias Air Tawar. Jakarta. Penebar Swadaya.
Pratiwi, DA.1996. Biologi 2. Erlangga. Jakarta.
Tenzer, Amy. 2003. Petunjuk Praktikum Struktur Hewan II. Malang. Jurusan Biologi UM
Tenzer, Amy. 2003. Petunjuk Praktikum Struktur Hewan II. Malang. Jurusan Biologi UM
LAMPIRAN
Afriansyah 1111102010071
Amina R sirait 1111102010018
Khairul Umam 1111102010083
M.iqbal risma 1111102010078
Marlina 1111102010004
M.syukran 1111102010019
Raifannur 1111102010084
Rinaldi maulidin 1111102010069
Sri ningsih gussus 1111102010039
Sri wahyuni 1111102010072
Vera Novita 1111102010074
Tidak ada komentar:
Posting Komentar