Rabu, 21 Mei 2014

Laporan Praktikum

PEMBENIHAN IKAN MOLLY (POECILIA.SP)

OLEH :
KELOMPOK 4




JURUSAN BIDIDAYA PERAIRAN
KOORDINATORAT KELAUTAN DAN PRIKANAN
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM, BANDA ACEH
2013


                                                 KATA PENGANTAR
            Puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT, karena Allahlah yang telah memudahkan kami dalam menyelesaikan laporan pratikum “PEMBENIHAN & TINGKAH LAKU IKAN”, kemudian selawat beriringkan salam kepangkuan alam Nabi besar Muhammad SAW. yang telah membawa umat manusia dari alam kebodohan kepada alam yang berilmu pengetahuan.
            Akhirnya kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada dosen yang membimbing kami dalam proses belajar pada mata kuliah Praktek pembenihan dan tingkah laku ikan serta para asistenya yang telah membimbing dalam pratikum. Tujuan tugas ini yaitu agar kami dapat berperan aktif dalam proses belajar mengajar.
            Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi siapapun yang membacanya baik disaat diskusi maupun diluar diskusi dan bisa di gunakan dalam kehidupan sehari-hari khususnya untuk belajar.

Darussalam,  27 April  2014


Kelompok 4


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN 1
            1.1 Latar Belakang 1
        1.2 Tujuan 1
           1.3 Manfaat 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA3
BAB III METODELOGI4
       3.1 Waktu dan Tempat4
              3.2 Alat dan bahan4
          3.3 Prosedur kerja4
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
          4.1 Hasil6
          4.2 Pembahasan6
BAB V PENUTUP12
              5.1 Kesimpulan12
          5.2 Saran12
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Ikan hias cukup dikenal oleh masyarakat sebagai hiasan aquarium. Perkembangan ikan hias di Indonesia mengalami kemajuan yang terus meningkat, terutama ikan hias air tawar asli Indonesia. Ikan Molly (Poecilia sphenops) adalah salah satu komoditi ikan hias air tawar di Indonesia. Ikan Molly termasuk dalam jenis ikan “live brearer” (melahirkan). Ikan ini bersifat omnivore. Ukuran tubuhnya relatif cukup besar, maksimal sekitar 12 cm. Hingga kini sudah banyak varietas yang beredar di pasaran dengan warna dan bentuk tubuh yang beragam akibat persilangan dan mutasi. Molly balon, misalnya, yang bertubuh seperti bola akan tampak sangat bagus seperti maskoki mini bila ukurannya sudah besar.
Akuakultur merupakan usaha produksi biota akuatik di dalam lingkungan terkontrol untuk tujuan komersial. Akuakultur dikelompokkan ke dalam 2 (dua) bagian besar, yaitu pembenihan dan pembesaran. Produk utama dari pembenihan yaitu benih siap tebar untuk kegiatan pembesaran. Sedangkan kegiatan pembesaran menghasilkan biomassa ikan yang siap konsumsi. Dalam kegiatan pembenihan terdapat beberapa rangkaian kegiatan, salah satunya yaitu pemijahan ikan. Pembenihan merupakan faktor penentu sehingga tidak kesulitan dalam penyediaan benih. Pembenihan ikan air tawar baik ikan konsumsi maupun ikan hias memberikan peluang usaha yang sangat potensial dikarenakan telah merambah ke pasar ekspor.

1.2  Tujuan
Ø  Mengetahui teknik pembenihan ikan hias air tawar seperti ikan molly
Ø  Untuk dapat mengetahui secara langsung kegiatan pembenihan ikan molly
Ø  Untuk  dapat mengenal bentuk dan fungsi wadah, bahan dan peralatan yang digunakan dalam kegiatan pembenihan ikan molly
Ø  Mahasiswa dapat membedakan induk jantan dan betina yang matang gonad.




1.3  Manfaat
Manfaat praktikum ini adalah untuk menambah wawasan mahasiswa secara langsung mengenai teknik pembenihan ikan Molly serta dapat diaplikasikan secara langsung dalam prakteknya ke depan. 






























BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Sistem reproduksi ikan jantan terdiri atas sepasang testis, saluran reproduksi jantan, kelenjar seks asesoris (pada mamlia) dan organ kopulatoris (pada hewan-hewan dengan fertilisasi internal). Sistem reproduksi ikan betina terdiri atas sepasang ovarium dan saluran reproduksi. Pada mamlia yang dilengkapi organ kelamin luar (vulva) dan kelenjar susu (Tenzer, 2003).
Reproduksi vertebrata pada umumnya sama, tetapi karena tempat hidup, perkembangan anatomi, dan cara hidup yang berbeda menyebabkan adanya perbedaan pada proses fertilisasi. Misalnya hewan akuatik pada umumnya melakukan fertilisasi di luar tubuh (fertilisasi eksterna), sedangkan hewan darat melakukan fertilisasi di dalam tubuh (fertilisasi internal) (Pratiwi,1996).
            Pada mayoritas ikan, jantan dan betina merupakan individu yang terpisah, untuk kemudian mereka harus bertemu atau bersama-sama pada masa kawin (reproduksi). Reproduksi seksual pada ikan dibedakan menjadi dua macam, yaitu reproduksi secara internal dan reproduksi secara eksternal. Pada reproduksi seksual secara internal, sperma individu jantan membuahi sel telur di dalam tubuh individu betina. Sedangkan pada reproduksi secara eksternal. sperma dilepaskan ke perairan bersamaan atau setelah betina melepaskan atau menempatkan telur-telurnya  (hutomo,et.al., 2001).
Klasifikasi ikan Molly menurut Lingga dan Susanto (1997) adalah sebagai berikut :
Kingdom                  : Animalia
Phylum                     : Chordata
Classis                      : Pisces
Sub Classis               : Teleostei
Ordo                         : Cyprinodontaidei
Sub Ordo                 : Poecilioidei
Familia                     : Poecillidae
Genus                       : Poecilia
Species                     : Poecilia sphenops




BAB III
METODELOGI
3.1 Waktu dan Tempat
Adapun waktu dan tempat pelaksanaan praktikum pembenihan ikan Molly di akuarium ialah pada hari Kamis 22 maret 2014 sampai selesai, di Laboratorium terpadu Fakultas Kelautan dan Prikanan, Universitas Syiah Kuala.

3.2 Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang digunakan pada saat praktikum adalah sebagai berikut :
No
Alat dan Bahan
Jumlah
1.
Akuarium
2 buah
2.
Toples
1 buah
3.
Perlengkapan aerator
1 buah
4.
Selang siphon
1 buah
5.
Alat tulis
selengkapnya
6.
Ikan sampel (jantan dan betina)
8 ekor
7.
Buku catatan
1 buah
8.
Pakan (alami dan buatan)
Secukupnya
9.
Tumbuhan air
Secukupnya

                         
3.3   Prosedur kerja
1. Persiapan wadah
Ø  Dibersihkan wadah pemijahan dari kotoran yang melekat pada dinding aquarium.
Ø  Didiamkan hingga kering
Ø  Dimasukkan media air tawar pada akuarium (wadah pemijahan ikan molly) setinggi 10-15 cm
Ø  Diberi aerasi.

2. Seleksi Induk
Ø  Dicari induk ikan molly yang telah matang gonad atau yang siap memijah dengan mengurut pada bagian perutnya, jika yang  keluar telur (betina) dan jika keluar sperma (jantan).
Ø  Diperhatikan kondisi tubuhnya yakni tidak cacat dan gerakannya lincah (sehat).

3. Persiapan pemijahan
Ø  Disiapkan induk ikan molly yang telah matang gonad masing-masing  1-2 pasang induk (jantan dan betina)
Ø  Dimasukkan ke dalam wadah pemijahan yang telah di siapkan dengan perbandingan jantan dan betina sebanyak 3:1.
Ø  Diberi pakan berupa pellet dan jentik nyamuk
Ø  Deberi aerator sebagai penyetok oksigen dalam akuarium.
Ø  Ditunggu ikan hingga berlangsungnya pemijahan.


















BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
Hasil yang diperoleh dari praktikum kami adalah sebagai berikut:
No.
Tanggal
Jumlah menetas
Jumlah larva
1.
28 maret 2014
12 ekor
11 ekor
2.
29 maret 2014
23 ekor
23 ekor
3.
1 april 2014
27 ekor
20 ekor

4.2 Pembahasan

4.2.1 Habitat
Di habitat aslinya, molly menghendaki suhu perairan 25 - 28°C dengan pH 8 dan kekerasan sekitar 14-20°dH. Namun, karena sudah lama dipelihara di daerah dengan pH netral (sekitar 7) maka saat ini tampaknya pembudidayaan di daerah ber-pH netral pun sudah tidak ada masalah. Hanya saja jenis ikan ini kurang toleransinya terhadap perubahan atau goncangan suhu yang tinggi.
Ikan Molly sesungguhnya adalah ikan air tawar, tetapi juga sering dijumpai pada perairan payau untuk mencari makan. Biasanya para pehobis menambahkan satu sendok garam laut untuk satu galon air dalam akuarium untuk mengoptimalkan kesehatan ikan ini. Ikan molly akan lebih senang jika akuarium ditambahkan tanaman air dalam jumlah banyak, sebagai tempat bersembunyi bagi anak-anak ikan dan pakan alami dari lumut-lumut yang tumbuh pada dedaunannya. Di alam liar, ikan molly adalah omnivora dan akan memakan segala jenis makanan ikan yang diberikan dalam akuarium, tetapi makanan utama ikan ini adalah lumut-lumutan sehingga pemberian makanan ikan berbahan dasar daging (protein).

4.2.2 Reproduksi ikan
Ovarium pada ikan terdiri dari banyak telur. Setiap jenis ikan memiliki ukuran telur berbeda, ada yang besar dan ada yang kecil. Ukuran telur akan menentukan jumlah telur yang dimiliki oleh seekor induk. Ukuran telur ikan banyak ditentukan oleh ukuran kuning telurnya. Makin besar kuning telur makin besar pula peluangnya untuk bertahan hidup.
Testis adalah organ reproduksi jantan yang terdapat berpasangan dan terletak di bawah tulang belakang. Testis ikan berbentuk seperti kantong dengan lipatan-lipatan, serta dilapisi dengan suatu lapisan sel spermatogenik (spermatosit). Sepasang testis pada jantan tersebut akan mulai membesar pada saat musim memijah dan saat terjadi perkawinan, dan sperma jantan bergerak melalui vas deferens menuju celah/ lubang urogenital.
Ikan yang melakukan pembuahan diluar disebut ikan jenis ovipar. Ikan jenis ovipar ini mengeluarkan telur dari dalam tubuhnya untuk dibuahi oleh “si jantan”. Proses pembuahan sel telur (oosit) oleh sel sperma berlangsung diluar tubuh ikan dimana sperma memasuki sel telur melalui sebuah lubang yang disebut dengan mikrofil. Umumnya hanya satu sperma yang dapat masuk ke dalam sebuah sel telur. Oosit yang telah dibuahi oleh sel sperma disebut zigot.
Sebaliknya ikan yang melakukan pembuahan didalam disebut ikan jenis ovovivipar. Ikan jenis ini berkembang biak dengan cara melahirkan. Pembuahan terjadi di dalam tubuh ikan betina (internal fertilization). Embrio berkembang di dalam induk betina, kemudian melahirkan anak yang sudah berwujud mirip dengan induknya. Ikan yang berbiak secara ovovivipar adalah ikan dari famili Poecilidae, seperti platy, guppy, dan molly. Kelangsungan hidup anakan memang baik, tetapi jumlah anakan yang dihasilkan setiap kelahiran tidak dapat banyak karena daya dukung induk terbatas. Proses kawinnya ikan molly didahului dengan pematangan sel – sel telur pada betina dan sel – sel sperma dalam testis pada ikan jantan. Selanjutnya proses kawin atau spawning pada ikan ini berlangsung secara alamiah (natural), artinya ikan itu mencari pasangan masing-masing.
4.2.3 Teknik pemijahan
Menurut Effendi (2004), Kegiatan pembenihan meliputi pemeliharaan induk, pemijahan induk, pemeliharaan larva dan benih.

Ø  Pemeliharaan induk
Pemeliharaan induk bertujuan untuk menumbuhkan dan mematangkan gonad (sel telur dan sperma). Penumbuhan dan pematangan ikan dapat dipacu melalui pendekatan lingkungan, pakan serta hormonal. Pada pendekatan lingkungan media hidup dibuat seoptimal mungkin sehingga nafsu makan biota budidaya tinggi didalam wadah pemeliharaan. Pakan yang diberikan pada induk memiliki kualitas yang baik terutama kandungan asam amino (protein, asam lemak, karbohidrat, mineral dan jumlah dan rasio yang sesuai).

Ø  Pemijahan induk
Pemijahan induk adalah proses pembuahan telur oleh sperma. Induk yang telah matang gonad berarti telah siap melakukan pemijahan. Proses pemijahan dapat berlangsung secara alami dan buatan, sehingga masing-masing disebut pemijahan alami dan pemijahan buatan. Dalam pemijahan alami, telur dibuahi oleh sperma didalam air setelah dikeluarkan oleh induk betina, proses ini biasanya didahului oleh aktifitas percumbuan oleh kedua induk tersebut. Pada pemijahan buatan, pembuahan telur oleh sperma dilakukan oleh bantuan manusia. Telur dipaksa keluar dari tubuh induk betina. Pemijahan dapat berlangsung setelah melalui proses perangsangan. Perangsangan pemijahan dapat dilakukan dengan mengatur lingkungan dan pemberian hormon.

Ø  Pemeliharaan larva dan benih
Pemeliharaan larva merupakan kegiatan yang paling menentukan keberhasilan suatu pembenihan, hal ini disebabkan sifat larva yang merupakan paling kritis dalam siklus hidup biota budidaya, sehingga pemeliharaan larva merupakan kegiatan yang paling sulit. Pemeliharaan larva dan benih meliputi persiapan wadah, penebaran larva, pemberian pakan dan pengelolaan air.

4.2.4 Tahap pemberian makanan
Pada umumnya pemberian makanan pada anakan yang berumur kurang dari 5 hari bisa dihilangkan, karena anakan yang berumur kurang dari 5 hari tersebut masih mempunyai cadangan makanan yang dihasilkan oleh kuning telur yang melindunginya. jadi mulai umur 5-10 hari anakan baru mulai diberi makanan berupa: roteria, infusaria, kuning telur mentah. Setelah tahap kedua terlewati dengan lancar, masuklah ke dalam tahap ke 3 dimana anakan berumur 10-17 hari, anakan diberi makanan berupa: Kutu air yang disaring. Dan tahap terakhir bagi anakan yang berumur lebih dari 17 hari, diberi makanan berupa Kutu air, Cuk, Cacing sutra.
Diagram Pemberian makanan anakan:
- Hari 0-5 -----------> Tidak perlu diberi makanan
- Hari 5-10 -----------> Diberi Infusaria, Roteria, daphnia, Kuning telor rebus
- Hari 10-17 -----------> Diberi kutu air yang telah disaring
- Hari >17 -----------> Diberi kutu air, cuk, cacing sutra
Pakan untuk ikan hias yang diberikan biasanya adalah pakan alami dan pakan buatan. Jenis pakan alami yang biasa diberikan yaitu infusoria, kutu air, jentik nyamuk, cacing sutera, artemia, serangga, kodok, ikan hidup/mati. Sedangkan pakan buatan adalah pakan yang bahan dasarnya juga berasal dari pakan alami. Pakan buatan umumnya berbentuk pellet yang kadar proteinnya dapat diatur sesuai kebutuhan pertumbuhan ikan.

4.2.5 Kelangsungan hidup
Ø  Anak-anak ikan yang baru lahir belum membutuhkan makanan, karena masih mengandung kuning telur (yolk egg). Setelah 4-5 hari anak ikan baru dapat diberi makanan berupa kutu air yang sudah disaring, atau kuning telur yang telah direbus dan dihancurkan.
Ø  Setelah mencapai ukuran medium (2-3 cm) dapat diberikan makanan cacing, kemudian setelah mencapai ukuran dewasa (5-7 cm) dapat diberi makanan cuk.
Ø  Disamping makanan alami dapat pula diberi makanan tambahan berupa cacing kering, agar-agar dll.
Ø  Pemberian makanan sebaiknya 2 kali sehari, hendaknya jangan berlebihan, karena dapat menyebabkan pembusukan yang dapat meerusak kualitas air.
Ø  Air dalam bak atau aquarium jangan sampai kotor/keruh, karena dapat menyebabkan kematian anak ikan. Kotoran dapat dibersihkan setiap 2-3 hari sekali dengan cara disiphon, air yang terbuang pada waktu penyiphonan sebanyak 10-20% dapat diganti dengan air yang baru.

4.2.6 Pertumbuhan
Ikan Molly termasuk ikan yang cukup mudah dipelihara dan tidak memerlukan properti yang bermacam-macam. Cukup dipelihara di akuarium, ember plastik,bak semen atau media lainnya. Untuk memelihara ikan ini tidak perlu perawatan yang intensif karena ikan ini memiliki kekebalan tubuh yang tinggi. Ikan Molly tidak mudah terserang penyakit dan mempunyai daya tahan tubuh yang cukup baik dalam beradaptasi dengan lingkungannya.
Saat praktikum Ikan jantan pertumbuhannya agak lambat, pada umur yang sama ukurannya hanya mencapai setengah ikan betina. Meskipun demikian, pertumbuhan sirip-siripnya lebih panjang dan lebar dari betina. Ikan jantan berbadan ramping dengan sirip lebih panjang. Penampilannya menarik, gerakannya lincah dan gesit, serta memiliki alat kelamin yang disebut gonopodium. Sebaliknya, ikan betina berbadan gemuk, sirip normal, alat kelamin hanya berupa lubang dan di belakang sirip perut berupa sirip halus.
4.2.7 Penyakit ikan
Adapun penyakit yang dapat menyerang ikan Molly adalah:
1.   White spot
Penyakit ini sering disebut juga penyakit ich yang disebabkan oleh ichtyopthirius multifilis. Parasit ini menyerang ikan pada bagian sirip punggung dan sisiknya. Ikan yang terserang parasit ini terdapat bintik bintik putih pada bagian sisik dan siripnya. Gejalanya adalah banyak mengeluarkan lendir dan sering terdapat pada permukaan air. Penanggulangannya dengan cara perendaman dalam NaCl 25% selama 10-15 menit,formalin 25 mg/L ditambah malachite green 0,2 mg selama 24 jam, atau dapat juga dengan mahkota dewa dengan dosis 50 iris/direbus dengan 3 gelas air (600 cc) sampai tersisa 1 gelas. Dimasukkan ramuan kedalam akuarium setiap kali air diganti.

2.   Gyrodactilus sp
Gyrodactilus merupakan protozoa yang menyerang ikan molly pada bagian kulitnya. Ikan ini akan menggerogoti kulit hingga terluka dan mengeluarkan darah. Gejalanya nafsu makan berkurang, banyak lendir pada bagian kulit luar. Penanggulangannya dengan cara perendaman dalam formalin 2,5 ml dalam 10 menit, diberikan ekstrak daun sirih, 20 lembar daun sirih direbus dalam 3 gelas air hingga dapat 1 gelas air, dinginkan lalu dimasukkan dalam akuarium.






3.   Saprolegnia
Saprolegnia merupakan jamur yang tumbuh di tubuh ikan molly. Gejalanya adalah ikan akan menggesekkan tubuhnya pada benda yang ada disekitar, terlihat tumpukan benang-benang halus jamur yang terdapat pada badan ikan yang sudah terluka. Penanggulangannya dengan cara perendaman dalam larutan malachite green 1:200.000 ml selama 1 ,5 jam.

4.   Lernea sp
Lernea merupakan sejenis cacing yang menyerang pada bagian kulit dan daging ikan. Pada tubuh ikan akan terlihat benang yang menancap seperti panah. Penanggulangannya dengan cara perendaman dalam NaCl 20% selama 15 menit KMnO4 20 ppm selama 120 menit.

5.   Argulus
Argulus ini merupakan kutu ikan. Kutu ini akan menghisap darah ikan dan menggunakan ikan sebagai induk dari telur-telurnya. Gejalanya terjadi pendarahan pada bekas gigitan, pada kulit dan insang terdapat kutu yang menempel kuat. Penanggulangannya dengan cara perendaman garam dapur sebanyak 10-15 kg/m3 atau 10-15 g/L.

4.2.8 Gaya renang
            Ikan Molly memiliki daya renang yang sederhana. Suka berenang bergerombol. Pada saat praktikum ikan ini lebih suka bermain di akar kiambang.











BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Dari praktikum yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa kegiatan pembenihan ikan molly berhasil dilakukan karena dicirikan dengan lahirnya larva-larva ikan tersebut.

5.2 Saran

Ketelitian dan pengetahuan dari setiap praktikan sangat dibutuhkanm,agar praktikum pebenihan dapat berjalan dengan lancar dan dapat mengurangi tingkat kematian induk maupun larva ikan .





















DAFTAR PUSTAKA

Effendi. 2004. Kumpulan Ikan Hias Air Tawar. Jakarta . Penebar Swadaya.
Hutomo. 2001. Zoologi. Jakarta. Erlangga.
Lingga, P dan Susanto, H. 1995. Ikan Hias Air Tawar. Jakarta. Penebar Swadaya.
Pratiwi, DA.1996. Biologi 2. Erlangga. Jakarta.
Tenzer, Amy. 2003. Petunjuk Praktikum Struktur Hewan II. Malang. Jurusan Biologi UM

























LAMPIRAN

Afriansyah                 1111102010071
Amina R sirait           1111102010018
Khairul Umam          1111102010083
M.iqbal risma           1111102010078
Marlina                     1111102010004
M.syukran                1111102010019
Raifannur                 1111102010084
Rinaldi maulidin      1111102010069
Sri ningsih gussus    1111102010039
Sri wahyuni              1111102010072
Vera Novita              1111102010074





Tidak ada komentar:

Posting Komentar